Bermain adalah bagian penting dalam kehidupan anak-anak. Melalui bermain, anak-anak belajar banyak hal seperti bersosialisasi, berbagi, dan mengembangkan kreativitas. Namun, terkadang saat bermain bersama teman, pertengkaran atau keributan bisa terjadi. Hal ini tidak hanya mengganggu kesenangan, tetapi juga dapat merusak persahabatan yang sudah terjalin.
Islam sebagai agama yang sempurna mengajarkan kita bagaimana bersikap dan berinteraksi dengan sesama, termasuk saat bermain. Rasulullah SAW sendiri sangat memperhatikan akhlak dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam interaksi sosial dan permainan anak-anak. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk memahami cara bermain yang seru, menyenangkan, dan penuh adab agar tidak menimbulkan keributan.
Artikel ini akan mengajak kita semua, khususnya anak-anak dan orang tua, untuk memahami bagaimana bermain bersama teman tanpa bertengkar, dengan landasan ajaran Al-Qur’an, hadits, dan pandangan para ulama.
Bermain dalam Perspektif Islam
Bermain sebagai Sunnah Rasulullah SAW
Bermain bukanlah hal yang dilarang dalam Islam. Bahkan Rasulullah SAW pernah bermain dan bercanda dengan anak-anak, cucu-cucunya, dan para sahabat. Beliau menunjukkan bahwa bermain adalah bagian dari kehidupan yang sehat dan menyenangkan.
Imam Al-Ghazali dalam kitabnya “Ihya Ulumuddin” menyebutkan bahwa bermain adalah kebutuhan fitrah anak-anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. Namun, bermain harus dilakukan dengan cara yang sesuai dengan nilai-nilai Islam agar tidak menimbulkan kerusakan atau pertengkaran.
Tujuan Bermain dalam Islam
Bermain dalam Islam memiliki tujuan yang mulia, yaitu:
Mengembangkan kemampuan fisik dan mental anak
Melatih kerjasama dan komunikasi sosial
Menanamkan nilai-nilai akhlak mulia seperti sabar, jujur, dan tolong-menolong
Menambah rasa syukur kepada Allah atas nikmat masa kecil
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an: “Dan Dia (Allah) menciptakan kamu berpasang-pasangan.” (QS. An-Naba: 8)
Ayat ini mengingatkan kita bahwa manusia diciptakan untuk hidup bersama, saling berinteraksi, dan membangun hubungan sosial yang harmonis, termasuk melalui bermain.
Akhlak saat Bermain: Kunci Utama Menghindari Keributan
Saling Menghormati dan Menghargai Teman
Salah satu akhlak terpenting yang harus dijaga saat bermain adalah saling menghormati dan menghargai teman. Rasulullah SAW bersabda: “Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak menyayangi anak-anak kami dan tidak menghormati orang tua kami.” (HR. Abu Dawud)
Meskipun hadits ini berbicara tentang kasih sayang dan penghormatan, maknanya juga dapat diterapkan dalam interaksi sosial sehari-hari, termasuk saat bermain. Menghormati teman berarti tidak memaksa, tidak mengejek, dan tidak mengganggu kenyamanan mereka.
Menjaga Kesabaran dan Mengendalikan Emosi
Keributan sering kali terjadi karena kurangnya kesabaran dan mudah terpancing emosi. Islam mengajarkan kita untuk selalu bersabar dan mengendalikan amarah.
Allah SWT berfirman: “Orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang.” (QS. Ali Imran: 134)
Rasulullah SAW juga bersabda: “Orang kuat bukanlah orang yang pandai bergulat, tetapi orang kuat adalah orang yang dapat mengendalikan dirinya ketika marah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan mengendalikan emosi, kita dapat menghindari pertengkaran saat bermain dan menjaga persahabatan tetap harmonis.
Jujur dan Tidak Curang
Kejujuran adalah pondasi utama dalam setiap hubungan, termasuk saat bermain. Bermain dengan jujur akan membuat permainan menjadi adil dan menyenangkan bagi semua pihak.
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke surga.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Sebaliknya, kecurangan dapat menimbulkan perselisihan dan keributan. Oleh karena itu, mari kita biasakan bermain dengan jujur dan sportif.
Tips Bermain Seru dengan Teman Tanpa Ribut
Pilih Permainan yang Disukai Semua Teman
Agar semua teman merasa senang, pilihlah permainan yang disukai bersama dan bisa dimainkan oleh semua orang. Hindari permainan yang membuat sebagian teman merasa tidak nyaman atau kalah terus-menerus.
Atur Aturan Bermain Bersama
Sebelum bermain, sepakati aturan permainan secara bersama-sama. Dengan aturan yang jelas, semua teman tahu apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan sehingga mengurangi potensi keributan.
Belajar Sabar dan Mengalah
Tidak selamanya kita menang dalam permainan. Belajar sabar dan mengalah adalah bagian dari akhlak mulia yang diajarkan Islam. Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa sabar adalah kunci keberhasilan dalam hidup, termasuk saat bermain.
Gunakan Bahasa yang Baik dan Sopan
Saat bermain, gunakanlah bahasa yang baik dan sopan kepada teman. Hindari kata-kata kasar atau ejekan yang bisa menyakiti perasaan.
Jika Ada Masalah, Selesaikan dengan Damai
Jika terjadi perselisihan, segera bicarakan dengan tenang dan cari solusi bersama. Rasulullah SAW bersabda: “Perbaikilah hubungan sesama kalian, dan jangan saling membenci.” (HR. Muslim)
Contoh Kisah Rasulullah SAW Bermain dengan Anak-anak
Rasulullah SAW adalah teladan terbaik dalam segala aspek kehidupan. Beliau tidak hanya seorang pemimpin dan guru, tetapi juga seorang yang penuh kasih sayang terhadap anak-anak.
Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah bermain dengan cucu-cucunya, Hasan dan Husain. Beliau menggendong dan memeluk mereka dengan penuh kelembutan. Bahkan, beliau pernah berlomba lari dengan mereka dan membiarkan mereka menang agar merasa senang.
Kisah ini mengajarkan kita bahwa bermain dengan teman harus dilakukan dengan penuh kasih sayang dan tanpa memaksakan kehendak sendiri.
Manfaat Bermain dengan Teman yang Baik
Membentuk Karakter Positif
Bermain dengan teman yang baik dapat membantu kita belajar akhlak mulia seperti sabar, jujur, dan tolong-menolong. Imam Al-Ghazali menegaskan bahwa lingkungan pertemanan sangat mempengaruhi kepribadian seseorang.
Menambah Rasa Persaudaraan dan Ukhuwah Islamiyah
Bermain bersama teman muslim dapat mempererat tali persaudaraan dan ukhuwah Islamiyah. Rasulullah SAW bersabda: “Tidak beriman salah seorang dari kalian hingga dia mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Membuat Hati Bahagia dan Sehat
Bermain juga membuat hati kita bahagia dan tubuh menjadi sehat. Dengan bermain yang penuh adab, kita dapat menikmati masa kecil dengan penuh berkah.
Doa Sebelum dan Sesudah Bermain
Mengawali dan mengakhiri aktivitas dengan doa adalah kebiasaan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Anak-anak diajarkan untuk selalu memohon perlindungan dan bersyukur kepada Allah SWT.
Doa sebelum bermain: “Bismillah, ya Allah, aku memohon perlindungan kepada-Mu dari setan yang terkutuk.” (HR. Muslim)
Doa setelah bermain: “Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberi nikmat dan kesehatan.”
Dengan doa, kita mengingat bahwa segala sesuatu berasal dari Allah dan kita memohon agar aktivitas kita membawa manfaat dan keselamatan.
Peran Orang Tua dan Guru dalam Mengajarkan Akhlak Bermain
Orang tua dan guru memiliki peran penting dalam membimbing anak agar bermain dengan cara yang benar. Mereka harus menanamkan nilai-nilai Islam seperti sabar, jujur, dan saling menghormati sejak dini.
Ulama kontemporer Yusuf Qaradawi mengatakan bahwa pendidikan akhlak harus dimulai sejak anak masih kecil agar menjadi bekal sepanjang hayat.
Bermain bersama teman adalah aktivitas yang sangat menyenangkan dan bermanfaat bagi anak-anak. Namun, agar permainan menjadi seru dan tidak menimbulkan keributan, kita harus menjaga akhlak mulia seperti sabar, jujur, menghormati teman, dan mengendalikan emosi.
Islam mengajarkan kita untuk selalu berbuat baik dalam setiap interaksi sosial, termasuk saat bermain. Rasulullah SAW adalah contoh terbaik bagaimana kita harus bersikap dengan penuh kasih sayang dan adab.
Marilah kita jadikan bermain sebagai sarana untuk mempererat persahabatan, menanamkan nilai-nilai Islam, dan menjadikan masa kecil penuh berkah. Dengan begitu, kita tidak hanya bermain dengan seru, tetapi juga menjadi anak-anak yang berakhlak mulia dan dicintai Allah SWT.