
Teknologi dan media sosial kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan anak-anak. Melalui perangkat digital, anak dapat belajar, bermain, dan berkomunikasi dengan teman maupun keluarga. Namun, kemudahan ini juga membawa tantangan besar dalam menjaga adab, akhlak, dan keselamatan anak Muslim di dunia maya. Islam sebagai agama yang sempurna telah mengatur adab dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam menggunakan teknologi dan media sosial. Artikel ini mengajak anak-anak Muslim dan orang tua untuk memahami adab Islami dalam memanfaatkan teknologi, berlandaskan Al-Qur’an, hadist, serta nasihat para ulama dan pakar pendidikan Islam.
1. Niat dan Tujuan Menggunakan Teknologi
Segala sesuatu dalam Islam dimulai dengan niat. Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Ajarkan anak untuk selalu berniat menggunakan teknologi untuk hal yang bermanfaat: belajar, mencari ilmu, berkomunikasi dengan baik, atau menebar kebaikan. Niat yang benar akan membimbing anak agar tidak terjerumus pada penggunaan teknologi yang sia-sia atau bahkan berbahaya.
2. Menjaga Lisan dan Jari di Dunia Digital
Dalam Islam, menjaga lisan sangat ditekankan. Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam dunia digital, lisan kita berubah menjadi jari yang mengetik pesan, komentar, atau unggahan. Anak-anak Muslim harus diajak untuk:
- Tidak menulis atau menyebarkan kata-kata kasar, fitnah, atau kebencian.
- Tidak melakukan ghibah (menggunjing) atau namimah (adu domba) di media sosial.
- Hanya membagikan informasi yang benar dan bermanfaat.
Allah SWT berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar.” (QS. Al-Ahzab: 70).
3. Menjaga Privasi dan Kehormatan Diri Serta Orang Lain
Islam sangat menjaga kehormatan dan privasi setiap individu. Dalam bermedia sosial, anak-anak harus diajarkan untuk:
- Tidak membagikan informasi pribadi seperti alamat, nomor telepon, atau foto keluarga tanpa izin.
- Tidak mengunggah foto atau video orang lain tanpa seizin mereka, karena ini bisa melanggar privasi dan kehormatan.
- Tidak menyebarkan aib atau kekurangan orang lain, baik dalam bentuk tulisan, gambar, maupun video.
Allah SWT berfirman: “…Janganlah kamu merusak diri kalian dengan tanganmu sendiri…” (QS. Al-Baqarah: 195).
4. Menjauhi Fitnah, Hoaks, dan Ghibah
Media sosial sangat mudah menjadi sarana penyebaran fitnah, berita palsu (hoaks), dan ghibah. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah menggunjinsatu sama lain…” (QS. Al-Hujurat: 12).
Ajarkan anak untuk selalu memeriksa kebenaran informasi sebelum membagikannya, serta menghindari komentar atau unggahan yang dapat menyinggung atau menyakiti perasaan orang lain.
5. Menggunakan Teknologi untuk Kebaikan dan Dakwah
Teknologi adalah alat. Islam mendorong umatnya untuk memanfaatkan alat ini untuk kebaikan, seperti:
- Mengikuti kelas daring yang bermanfaat.
- Membagikan ayat Al-Qur’an, hadist, atau kisah inspiratif.
- Mengingatkan teman untuk berbuat baik dan meninggalkan keburukan.
- Menggunakan aplikasi Islami seperti Al-Qur’an digital, podcast kajian, atau permainan edukatif yang menanamkan nilai Islami.
Allah SWT berfirman: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan…” (QS. Al-Ma’idah: 2).
6. Membatasi dan Mengawasi Penggunaan Teknologi
Teknologi tidak boleh digunakan tanpa batasan. Orang tua harus:
- Mengatur waktu penggunaan gadget agar anak tidak lalai dari kewajiban seperti shalat, belajar, dan membantu orang tua.
- Menggunakan fitur parental control untuk membatasi akses ke konten yang tidak sesuai dengan nilai Islam.
- Mendampingi anak saat menggunakan internet, serta berdialog terbuka tentang pengalaman dan tantangan di dunia maya.
Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaili menasihati: “Setiap hal yang melalaikan dari suatu kewajiban, maka itu adalah haram. Dan setiap hal yang melalaikan dari perkara yang utama (fadha’il), maka itu adalah makruh.”
7. Menjaga Waktu dan Tidak Berlebihan
Islam sangat menekankan pentingnya menjaga waktu. Rasulullah SAW bersabda: “Dua nikmat yang banyak manusia tertipu di dalamnya: kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari).
Anak-anak Muslim harus diajak untuk:
- Tidak menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar.
- Menyeimbangkan waktu antara belajar, beribadah, bermain, dan berinteraksi dengan keluarga serta teman secara langsung5.
- Menggunakan waktu online untuk hal yang bermanfaat.
8. Mengenal Halal dan Haram dalam Dunia Digital
Orang tua perlu mengajarkan bahwa tidak semua konten di internet halal untuk diakses. Anak harus diajak untuk:
- Menghindari konten pornografi, kekerasan, atau yang bertentangan dengan ajaran Islam.
- Memilih tontonan, permainan, dan bacaan yang mendidik dan sesuai nilai Islami.
- Memahami bahwa mengakses atau menyebarkan konten haram adalah dosa.
9. Menumbuhkan Sikap Tanggung Jawab dan Amanah
Setiap aktivitas digital harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab. Rasulullah SAW bersabda: “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Ajarkan anak untuk berpikir sebelum membagikan sesuatu, serta menjaga amanah jika diberikan kepercayaan mengelola akun atau perangkat.
10. Mendorong Interaksi Nyata dan Aktivitas Sosial
Walaupun teknologi memudahkan komunikasi, anak-anak Muslim harus tetap diajak untuk:
- Shalat berjamaah, mengaji bersama, atau bermain di luar rumah.
- Berinteraksi langsung dengan keluarga dan teman, agar tidak terisolasi secara sosial5.
- Mengembangkan empati dan keterampilan sosial di dunia nyata.
11. Menjaga Etika Berkomunikasi dan Saling Menghormati
Al-Qur’an mengajarkan untuk selalu berkata baik dan menghormati orang lain, baik di dunia nyata maupun maya. Dalam QS. Al-Hujurat: 11-12, Allah melarang saling mencela, memanggil dengan gelar buruk, dan berprasangka buruk. Anak-anak harus diajak untuk:
- Menghormati perbedaan pendapat di media sosial.
- Tidak membalas hinaan dengan hinaan.
- Menjadi teladan dalam berkata dan bersikap sopan.
12. Membiasakan Klarifikasi dan Tabayyun
Sebelum membagikan informasi, anak-anak perlu diajarkan prinsip tabayyun (klarifikasi). Allah SWT berfirman:“Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kepada kalian orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti…” (QS. Al-Hujurat: 6).
13. Menyadari Jejak Digital dan Tanggung Jawab Akhirat
Setiap aktivitas digital meninggalkan jejak. Anak-anak Muslim harus diajak untuk sadar bahwa setiap unggahan, komentar, atau pesan akan dimintai pertanggungjawaban di dunia dan akhirat. Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang melakukannya.” (HR. Muslim).
14. Peran Orang Tua dan Guru dalam Membimbing Anak
Orang tua dan guru wajib menjadi teladan dan pembimbing utama dalam penggunaan teknologi. Mereka harus:
- Memberikan contoh penggunaan teknologi yang bijak dan Islami.
- Berdiskusi terbuka tentang manfaat dan bahaya dunia digital.
- Mengingatkan anak untuk selalu berdoa dan memohon perlindungan Allah dari keburukan dunia maya.
Teknologi dan media sosial adalah anugerah sekaligus ujian bagi anak-anak Muslim. Dengan menanamkan adab Islami, membiasakan niat yang baik, menjaga lisan dan jari, serta memanfaatkan teknologi untuk kebaikan, anak-anak Muslim dapat tumbuh menjadi generasi yang cerdas, berakhlak mulia, dan bertanggung jawab di dunia nyata maupun maya. Mari kita jadikan Al-Qur’an, hadist, dan nasihat ulama sebagai pedoman utama dalam setiap aktivitas digital, demi meraih ridha Allah SWT dan kebaikan dunia akhirat.
#TemanAnak #SobatRAB #RumahAnakBisa